Minggu, 01 Januari 2012

Pheeet...! KPA Peras GAM Atasnamakan Tawanan Perang Aceh Di Cipinang

Pemerasan berkedok sering terjadi ditengah sulitnya kondisi ekonomi dikalangan masyarakat, saling menipu menggunakan rumus laut ikan besar memakan ikan kecil juga berlaku di kalangan manusia yang beriman kepada Allah ta’ala.




Syahdan, bermula kejadian tipu menipu juga terjadi dikalangan Pejuang Gerakan Aceh Merdeka yang kini bertransformasi menjadi Komite Peralihan Aceh atau KPA yang mendirikan sebuah Partai Politik Lokal yaitu Partai Aceh.

Entah akibat gagalnya implmentasi MoU Helsinki yang mengamanahkan agar mantan kombatan diberikan lahan pertanian dan jaminan ekonomi hingga eks GAM atau KPA ini melakukan tipu menipu untuk mendapatkan sedikit ekonomi dalam upaya memenuhi kebutuhan keluarganya.

Kala itu selesai diskusi disebuah kantor LSM anti korupsi di kota Lhokseumawe dengan warga dari Simpang Keuramat Aceh Utara yang kebanyakan dari mantan kombatan GAM, eks PCC, wartawan tempo dan seorang aktivis mahasiswa soal PT Satya Agung dan wacana pembangunan batalion baru di Simpang Keuramat.

Matlan, Panglima Muda daerah itu, bercerita soal kekecewaannya terhadap implementasi MoU Helsinki, dia mencontohkan tahanan politik dan narapidana politik Aceh [Tapol/Napol] atau sering disebut tawanan perang Aceh oleh aktivis mahasiswa yang sampai saat ini masih mendekam didalam penjara Cipinang Jakarta.

Mereka diasingkan kesana oleh pemerintah Indonesia setelah putusan hakim dengan kasus bom Bursa Efek Jakarta tahun 2000. Ismuhadi, Irwan Kopassus dan Ibrahim Kostrad harus menjalani putusan hukuman seumur hidup, sementara petinggi GAM justru tidak mengakui mereka sebagai GAM hingga list nama mereka untuk diberi amnesti yang dimasukkan oleh Irwandi Yusuf dihapus oleh Malek Mahmud dan Zakaria Saman dkk, begitu kata Irwandi di media.

Nah itu dia yang membuat bingung eks kombatan GAM dilapangan, mereka sangat sayang dan rindu untuk melihat tawanan perang kembali ke Aceh, “adak kupi pancoeng itanyoe hinoe di Nanggroe jeut tajak ho yang tajak, tapee ho yang tapee, tapi jeh ngen seperjuangan lam penjara?” Curhat Panglima Muda itu

“Barosa bang Brahim Kostrad na geutelepon, geulake batu beulanja bacut, kalon kirem bacut keu ngon, ge nyan, ngen lam penjara hana so meupakoe pih, aci meunyoe awak nyan ka kaya, mandum seunoh keunan” sambungnya.

Begitu ihklas eks kombatan GAM untuk tawanan perang, mereka sangat dirindukan untuk kembali ke Nanggroe. Tetapi pedihnya, Panglima Muda tidak tau bahwa dia telah dikibuli oleh teman seperjuangannya sendiri, yang telpon dan meminta sedikit bantuan ekonomi yang mengaku dirinya Ibrahim Kostrad atau tawanan perang di Cipinang, ternyata orang lain yang sedang mencari rejeki ditengah sulitnya kondisi ekonomi.

Kejadian tipu menipu sesama eks GAM bukan hanya ini, tetapi sering terjadi di Bireuen, dan seluruh daerah. Hal tersebut diakui sendiri oleh trio tawanan perang Aceh, salah satunya Ibrahim Kostrad.

“Neutuloeng peugah siat, ilon hana tom lonjak meulake kirem-kirem peng, bek ijak publoe nan lon, neupeugah siat, bek le neubi kirem meunyoe na ditelpon lom,” Keluhnya pada seorang mahasiswa via telpon seluler melalui seorang keluarganya.

Mendengar hal tersebut si mahasiswa ini langsung menghubungkan antara tawanan perang dan Panglima Muda, setelah tersambung mereka lansung berkomunikasi tak ubahnya seorang adik dengan kakaknya yang sempat hilang selama 10 tahun.

Sang tawanan perang mengamanahkan agar kedepan siapapun yang meminta uang mengatasnamakan nama dia agar tidak diberi, dia juga meminta agar hal tersebut disampaikan juga kepada seluruh kawan-kawan seperjuangan.

“Saya tidak pernah meminta-minta” katanya, “Tolong sampaikan ke media agar semua kawan-kawan tau” Tambah tahanan perang yang diteroriskan oleh elit GAM itu..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

biasakan setelah membaca untuk memberikan komentar